Jumat, 19 Februari 2010

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

A. PENGERTIAN PERSALINAN
• Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke jalan lahir.
• Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluarmelalui jalan lahir.
• Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kontraksi sampai dikeluarkannya hasil konsepsi ( janin, plasenta, ketuban dan cairan ketuban ) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.
• Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18- 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B. SEBAB SEBAB MULAINYA PERSALINAN
• Teori keregangan
Otot mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan mulai berlangsung. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskhemia otot-otot uterus.
• Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu sehingga produksi progesteron mengalami penurunan yang mengakibatkan otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah progesteron mencapai tingkat penurunan tertentu.
• Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahi, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan mengakibatkan oksitosin meningkat sehingga persalinan dimulai.
• Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Semakin tua umur kehamilan prostaglandin meningkat sehingga dapat memicu terjadinya persalinan.

• Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenal
Pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
• Teori berkurangnya nutrisi
Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
• Faktor lain
Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.

C. TAHAPAN PERSALINAN

• Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimana serviks membuka dari 0 cm sampai pembukaan lengkap. Proses ini berlangsung kurang lebih 18- 24 jam, yang terbagi dalam 2 fase, yaitu :
a. Fase laten ( 8 jam ) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm.
b. Fase aktif ( 7 jam ) dari pembukaan 3 cm sampai pembukan 10 cm.
- Fase akselerasi : pembukaan 3 cm menjadi 4 dalam waktu 2 jam
- Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
- Fase deselerasi : pembukaan 9 cm menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam
• Kala II ( Pengeluaran )
Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan teratur kurang lebih 2-3 menit sekali. Ibu mulai merasakan adanya tekanan pada anus sehingga timbul perasaan ingin mengedan. Kemudian perineum mulai menonjol dan vulva mulai membuka. Dengan kekuatan his dan mengedan yang maksimal maka bayi dapat dilahirkan.
• Kala III ( Pelepasan Uri )
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
• Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Observasi yang harus dilakukan pada kala ini adalah tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan.



D. TUJUAN ASUHAN PERSALINAN

Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

• Lima aspek dasar atau sering disebut Lima benang merah merupakan aspek yang sangat penting dalam memberikan asuhan persalinan dan kelahiran bayi yang bersih dan aman.
Kelima benang merah tersebut adalah :
1. Membuat keputusan klinik
Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik :
- Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan.
- Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah.
- Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi/ dihadapi.
- Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah.
- Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah.
- Melaksanakan asuhan/ intervensi terpilih.
- Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi.

2. Asuhan sayang ibu dan bayi
Bentuk asuhan sayang ibu dan bayi diantaranya :
• Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan keluarganya selama proses kelahiran.
• Hargai privasi ibu.
• Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiranbayi.
• Membantu pemberian ASI awal dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi.
• Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
• dll
3. Pencegahan infeksi
Tujuannya adalah untuk :
• Menekan serendah mungkin infeksi penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
• Menekan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti HIV/ AIDS.
Pencegahan infeksi termasuk dalam tindakan berikut :
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Memakai perlengkapan pelindung diri ( celemek/ baju penutup, kaca mata,
sepatu tertutup ).
 Menggunakan tekhnik aseptik atau asepsis
 Menangani peralatan tajam dengan aman
 Memproses alat bekas pakai
 Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.

4. Pencatatan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencatatan :
• Tanggal dan waktu asuhan tersebut dilaksanakan
• Identitas penolong persalinan
• Paraf atau tanda tangan penolong persalinan pada semua catatan
• Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan dapat
dibaca oleh semua orang.
• Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
• Kerahasiaan dokumen-dokumen medis
5. Rujukan
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam melakukan rujukan seringkali disingkat BAKSOKU
• B : Bidan
• A : Alat
• K : Keluarga
• S : Surat
• O : Obat
• K : Kendaraan
• U : Uang

E. TANDA TANDA PERSALINAN
• Terjadi penipisan dan pembukaan serviks
• Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks ( frekuensi minimal 2 x dalam 10 menit ).
• Keluar cairan lendir bercampur darah dari vagina

Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi

A. DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO, 1992)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992)
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. (Depkes, 2001)
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1996)

B. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
1. kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. penceghan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR) termasuk HIV/AIDS
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4. kesehatan reproduksi remaja
5. pencegahan dan penganan infertilitas
6. kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
7. berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula dll.
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid/menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. selain itu juga menyangkut kehidupan remaja memasuki masa perkawinan. remaja yang mengijnak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinnya. selain hal tersebut diatas ICPD juga menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi juga mengimplikasikan seseorang berhak atas kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. seseorang berhak terbebas dari kemungkinan tertulari penyakit menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi organ reproduksi, dan terbebas dari paksaan. hubungan seksual dilakukan dengan memahami dan sesuai etika dan budaya yang berlaku.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) yaitu :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berncana
3. Kesehatan reproduksi remaja
4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.

C. HAK – HAK REPRODUKSI
Hak-hak reproduksi menurut kesehatan dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi :
1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
6. Hak atas kebebasan dan kamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksi
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpertisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi :
1. Promosi hak-hak reproduksi
Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara polotik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi.
2. Advokasi hak-hak reproduksi
Advokasi dimaksudkan agar mendapatkan dukungan komitmen dari para tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM/LSOM, dan swasta. Dukungan swasta dan LSM sangat dibutuhkan karena ruang gerakan pemerintah lebih terbatas. Dukungan para tokoh sangat membantu memperlancar terciptanya pemenuhan hak-hak reproduksi. LSM yang memperjuangkan hak-hak reproduksi sangat penting artinya untuk terwujudnya pemenuhan hak-hak reproduksi.
3. KIE hak-hak reproduksi
Dengan KIE diharapkan masyarakat semakin mengerti hak-hak reproduksi sehingga dapat bersama-sama mewujudkannya.
4. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi

Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

Konsep dasar Asuhan Kehamilan
1. Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi Asuhan Kebidanan menggambarkan keyakinan yang dianut bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan.
Filosofi tersebut antara lain :
• Keyakinan tentang kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang fisiologis/normal.
• Keyakinan tentang perempuan
Setiap perempuan adalah pribadi yang unik  Hak, kebutuhan, harapan  pengambilan keputusan
• Keyakinan tentang fungsi dan profesi
Fungsi kebidanan  memastikan kesejahteraan ibu dan bayi  Proses fisiologi harus dipertahankan  Bila ada masalah Rujuk
• Keyakinan tentang pemberdayaan
Kemampuan seorang wanita  lebih mengetahui dan memahami apa yang mereka perlukan
• Keyakinan tentang Pelayanan Kesehatan
Harus diberdayakan dalam menentukan keputusan mendapatkan pelayanan kesehatan
• Tidak menimbulkan penderitaan
Intervensi  ada indikasi
• Tanggung jawab
Pemberi asuhan  pelayanan yang berkualitas

2. Lingkup Asuhan Kehamilan
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setaip saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a. Mengupayakan kehamilan sehat.
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
3. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
• Kelahiran anak adalah proses alamiah dan fisiologis
• Menggunakan cara yang sederhana, non-interventif sebelum berpaling ke teknologi
• Aman berdasarkan fakta, dan memberi konstribusi pada keselamatan jiwa
• Terpusat pada ♀ † pada pemberi asuhan kesehatan / lembaga (sayang : )
• Menjaga privasi serta kerahasiaan ♀ agar merasa aman, nyaman dan secara emosional didukung
• Memastikan bahwa kaum ♀ mendapatan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup
• Mendorong pada ♀ dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai pengasuhan mereka
• Menghormati praktek-praktek adat, dan keyakinan mereka.
4. Sejarah Asuhan Kehamilan
Asumsi sebagian besar komplikasi obstetris yang mengancam jiwa ibu biasa diprediksi atau dicegah. Asuhan antenatal tradisional :
• Berdasarkan dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini.
• Lebih mengarah pada tradisi daripada rasional.
• Penekanan kunjungan adalah ada frekuensi dan jumlah daripada unsur yang mengarah pada tujuan esensial.
Pendekatan resiko dalam asuahan antenatal :
- Rasio sebelumnya tentang asuhan antenatal ialah melakukan screening untuk memprediksi “faktor-faktor resiko” untuk memprediksi suatu penyakit.
- Teori kita bisa mengidentifikasi para wanita yang bisa mengalami komplikasi dan memberi pengobatan khusus dan/atau perujukan untuk mendapat pertolongan di suatu sarana kesehatan.
Pendekatan secara resiko tidak memberikan hasil :
Sebagian besar wanita yang mengalami komplikasi tergolong sebagai ”beresiko rendah”. Studi selama 5 tahun di Zimbabwe meneliti screening tentang resiko berkembangnya komplikasi, 71% dari wanita yang mengalami persalinan berpenyulit sebelumnya tidak diprediksi dan 88% dari wanita yang mengalami perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif. Sejumlah besar wanita yang memiliki resiko tinggi ternyata bisa tidak mengalami komplikasi apapun 90% dari wanita yang diidentifikasi sebagai ”menghadapi resiko” ternyata tidak mengalami komplikasi.
Implikasi pendekatan resiko :
 Resiko rendah : rasa aman yang keliru
 Resiko rendah : sumber daya yang lebih sedikit, tidak adanya informasi penting
 Resiko tinggi : ketidakmudahan dan biaya yang tidak perlu
 Resiko tinggi : sistem kesehatan terlalu dibebani oleh penatalaksanaan ibu-ibu beresiko tinggi yang tidak perlu, mengurangi sumber daya yang tersedia untuk keadaan darurat yang sebenarnya.
Kesimpulan:
Pendekatan resiko bukanlah satu strategi yang efisien atau efektif untuk mengurangi angka kematian ibu :
a. Screening tidak akan membedakan wanita mana yang akan memerlukan asuhan darurat dan mana yang tidak.
b. Bahkan wanita yang beresiko pun bisa mengalami komplikasi.
c. Setiap wanita akan dapat menghadapi resiko komplikasi dan harus dapat mengakses/memperoleh asuhan kesehatan ibu yang bermutu.
d. Asuhan antenatal harus memfokuskan pada pendeteksian penyakit, bukan memprediksi penyakit.
5. Tujuan Asuhan Kehamilan
• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ♀ dan tum-bang bayi.
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, dan bayi
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ♀ maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
• Mempersiapkan ♀ agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
• Mempersiapkan peran ♀ dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
6. Refocusing Asuhan
Adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus pada kebutuhan ibu.
a. Menurut WHO agar setiap ♀ hamil mendapatkan paling sedikit 4 kali kunjungan selama periode antenatal :
- 1 x kunjungan trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 mingu)
- 1 x kunjungan trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu)
- 2 x kunjungan trimester (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).
b. Makanan selama kehamilan harus tetap dijaga dengan makan gizi seimbang.
c. Tetap kontrol ke tenaga kesehatan terdekat dan minum vitamin untuk mencegah terjadi anemia.


7. Standar Asuhan
Terdapat 6 standar pelayanan antenatal seperti berikut :
 Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar :
- Bidan melakukan kunjungan rumah
- Berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya.
- Mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
 Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan
Pernyataan standar :
- Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal
- Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan jamin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
- Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / Infeksi HIV.
- Memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.
- Mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
 Standar 3 : Palpasi Abdominal
Pernyataan standar :
- Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama.
- Melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan.
- Memeriksa posisi bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan yang tepat waktu.


 Standar 4 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataan standar :
- Bidan melakukan tindakan-tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar :
- Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan tepat dan merujuknya.
 Standar 6 : Persiapan Persalinan
Pernyataan standar :
- Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat, bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
8. Tipe Pelayanan Asuhan
Pelayanan Asuhan Kehamilan
Trimester I (ANC AWAL)
- Bangun hubungan kepercayaan
- Persiapan untuk menghadapi komplikasi
- Deteksi masalah
- Cegah masalah (tetanus, anemia)
- Dorong perilaku yang sehat
Trimestee II (ANC Kedua)
- Kewaspadaan khusus tentang hipertensi akibat kehamilan
- Tanyakan tentang gejala-gejalanya
- Pantau tekanan darahnya
- Ptorein urine
Trimester III
- Kewaspadaan khusus tentang hipertensi akibat kehamilan
- Deteksi apakah ada kehamilan kembar
- Deteksi apakah posisinya normal
9. Hak-hak Wanita Hamil
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai psien/klien :
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5) Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
6) Pasien berhak mendapatkan pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung.
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
9) Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
10) Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
11) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
a) Penyakit yang diderita tindakan kebidanan yang dilakukan
b) Alternatif terapi lainnya.
c) Prognosanya
d) Perkiraan biaya pengobatan

12) Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
14) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien yang lainnya.
16) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
17) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spritual.
18) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum terjadinya kasus mal praktek.
10. Tenaga Profesional (Asuhan Kehamilan)
• Bidan Sebagai Tenaga Profesional
@ Peran Bidan Profesional
# Pelaksana
# Pengelola
# Pendidik
# Peneliti
@ Pelayanan Profesional
 Berdasarkan sikap & kemampuan profesional
 Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
 Serasi dengan pandangan & keyakinan profesi
 Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
@ Prilaku Profesional
 Bertindak sesuai dengan keahliannya & didukung oleh pengetahuan, pengalaman, serta pengalaman yang tinggi
 Bermoral tinggi
 Berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
 Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan profesinya
 Tidak memberikan janji yang berlebihan
 Tidak melakukan tindakan yang semata-semata didorong oleh pertimbangan komersial
 Memegang teguh etika profesi
 Menyadari & mengenal ketentuan hukum yang membatasi gerak dan kewenangannya.
11. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
 Sebagai pelaksana kebidanan, Bidan mempunyai ”3” kategori tugas dalam ANC :
 Tugas mandiri
 Tugas kolaborasi/kerjasama
 Tugas ketergantungan/merujuk
Tugas Mandiri
• Memberikan Askeb pada klien selama kehamilan normal
• Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil
• Menentukan diagnosa kebidanan & kebutuhan kesehatan klien
• Menyusun rencana Askeb bersama klien sesuai dengan prioritas masalah
• Melaksanakan askeb sesuai dengan rencana
• Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien
• Membuat rencana tindak lanjut askeb bersama klien
• Membuat pencatatan & laporan askeb yang telah diberikan
Tugas Kolaborasi/Kerjasama
• Memberikan Askeb pada bumil dengan resti & pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan kolaborasi
• Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resti & keadaan kegawatan daruratan yang memerlukan pertolongan pertama & tindakan kolaborasi
• Menentukan diagnosa, prognosa & prioritas sesuai dengan faktor resiko & kegawatdaruratan pada kasus resti
• Menyusun rencana asuhan & tindakan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
• Melaksanakan askeb kasus bumil resti & memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
• Mengevaluasi hasil askeb & pertolongan pertama
• Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
• Membuat catatan & laporan
Tugas Ketergantungan/Merujuk
• Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan pada bumil dengan resti & kegawatdaruratan.
• Mengkaji kebutuhan askeb melalui konsultasi & rujukan
• Menentukan diagnosa, prognosa & prioritas
• Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
• Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan
• Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/instansi pelayanan kesehatan yang berwenang
• Membuat catatan & laporan serta mendokumenkan seluruh kejadian & intervensi
12. Issue Terkini Dalam Asuhan Kebidanan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa perubahan praktek kebidanan, antara lain :
• Perkiraan Hamaglobin pada Kehamilan
Dalam kehamilan N  kadar HB  (usia kehamilan 30 minggu)
 Periksa HB pada awal kehamilan dan diulang pada usia kehamilan 30 minggu
 HB < 9 gr%  cek ulang
 Anemia ringan  >> defisiensi besi  nasehat gizi
- Menghindari tembakau, teh, kopi
- Konsumsi makanan kaya protein dan vitamin C
13. Evidence Baset Dalam Praktek Kehamilan
Di dunia yang ideal
 Asuhan yang paling efektif bagi setiap kondisi akan diketahui
 Setiap perkara klinik akan tahu asuhan yang paling efektif bagi setiap pasien
 Setiap pekerja klinik akan mempraktikkan asuhan yang paling efektif yang diketahuinya
Di dunia nyata
 Banyak yang seharusnya sudah diketahui ternyata tidak diketahui
 Banyak yang sudah diketahui, ternyata belum diketahui oleh sebagian besar pekerja klinik
 Pekerja klinik sering tidak mempraktikkan apa yang mereka ketahui sebagai bentuk asuhan yang paling efektif.
Praktik yang berdasarkan penelitian
 Penggunan yang sistematik, ilmiah, dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu
Darimana datangnya penelitian
 Riset klinik
 Perkembangan dalam metodologi, metanalisis
 Literatur medis
Di mana mendapatkan hasil penelitian
 Enkin, et. Al. A guide to Effective Care in Pregnancy and Childbirth. Third Edition, 2000
 Database Cochrane, www. Cochanelibrary. Com
 WHO Reproductive Helath Library
 Buku panduan praktis
Bagaimana menggunakan hasil penelitian
 Tindakan-tindakan klinis dikategorikan menurut hasil penelitian :
a. Bermanfaat
b. Mungkin akan bermanfaat
c. Manfaat melebihi resiko
d. Keefektifan yang belum diketahui
e. Tak mungkin bermanfaat
f. Tidak efektif atau malah merugikan


Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis test : Esay

Soal :
1. Sebutkan filosofi-filosofi yang terdapat dalam asuhan kebidanan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Refocusing Asuhan ?
3. Apakah tujuan asuhan kehamilan ?
4. Terdiri dari berapakah standar lingkup asuhan kebidanan ?
5. Sebutkan tiga kategori tugas bidan dalam ANC ?

Jawaban :
1. Filosofinya antara lain :
 Keyakinan tentang kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang fisiologis/normal.
 Keyakinan tentang perempuan
Setiap perempuan adalah pribadi yang unik  Hak, kebutuhan, harapan  pengambilan keputusan
 Keyakinan tentang fungsi dan profesi
Fungsi kebidanan  memastikan kesejahteraan ibu dan bayi  Proses fisiologi harus dipertahankan  Bila ada masalah Rujuk
 Keyakinan tentang pemberdayaan
Kemampuan seorang wanita  lebih mengetahui dan memahami apa yang mereka perlukan
 Keyakinan tentang PK
Harus diberdayakan dalam menentukan keputusan mendapatkan pelayanan kesehatan
 Tidak menimbulkan penderitaan
Intervensi  ada indikasi
 Tanggung jawab
Pemberi asuhan  pelayanan yang berkualitas
2. Refocusing Asuhan adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus pada kebutuhan ibu.
3. Tujuan Asuhan Kebidanan
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ♀ dan tum-bang bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, dan bayi
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ♀ maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
 Mempersiapkan ♀ agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
 Mempersiapkan peran ♀ dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
4. 6 standar
5. Bidan mempunyai ”3” kategori tugas dalam ANC :
 Tugas mandiri
 Tugas kolaborasi/kerjasama
 Tugas ketergantungan/merujuk


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Modern Home Designs